Makanan yang berkalori tinggi memang harus
dihindari ketika Anda menjalankan program diet. Total kalori yang
dibutuhkan untuk perempuan aktif adalah sekitar 2000-2200 kalori per
hari. Kelebihan asupan kalori pada perempuan yang tidak diimbangi dengan
pembakaran kalori, misalnya dengan olahraga, bisa membuat kita
mengalami kegemukan.
Asupan kalori yang paling besar diperoleh
dari konsumsi karbohidrat, seperti mi dan nasi. "Namun banyak orang yang
beranggapan bahwa mi punya kalori yang lebih rendah dibanding nasi.
Padahal sebaliknya," ungkap dr Patricia Wijaya, ahli kosmetik dan
kecantikan dari Beauty Inc., kepada Kompas Female, usai peluncuran Healtimie di Swiss Bel Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2012) lalu.
Menurut
angka kecukupan gizi, dalam 100 gr nasi putih terdapat sekitar 175
kalori, sedangkan sebungkus mi instan seberat 65 gr mengandung sekitar
300 kalori. Artinya, sebungkus mi instan sama saja dengan tiga kali
lipat nasi putih. "Jika sedang menjalankan diet, sebaiknya menjauhi
konsumsi mi instan, karena kalorinya yang sangat tinggi, namun
nutrisinya hanya sedikit," tambahnya. Bahan dasar mi yang terbuat dari
tepung terigu inilah yang berperan untuk merusak kestabilan diet Anda.
Asal tahu saja, tepung terigu juga merupakan sumber karbohidrat yang
tinggi.
Yang lebih parah adalah jika Anda menggunakan mi instan
sebagai lauk teman makan nasi. Hal ini tentunya akan menggandakan asupan
kalori yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh akan terasa kurang berat karena
terlalu banyak asupan karbohdirat dalam tubuh, apalagi jika tidak
ditambah asupan gizi lainnya seperti sayuran. "Daripada mengonsumsi mi,
sebaiknya Anda mengonsumsi makanan lain yang bebas bahan kimia, dan
lebih sehat untuk kelancaran diet Anda," tutur dr Patricia.
Meski
demikian, konsumsi mi instan ini bukannya tidak diperbolehkan sama
sekali. Anda hanya perlu mengurangi, atau tidak mengonsumsinya secara
rutin. Makan mi instan satu kali dalam seminggu masih dianggap aman.
Kandungan
kalori pada mi instan juga didapat dari proses pengeringan melalui
penggorengan, yang tentunya menggunakan minyak goreng. Selain itu,
minyak yang banyak dan panas saat penggorengan akan mengubah minyak
menjadi lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan.
Sabtu, 12 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar