Selain suplemen, ada cara lain untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Manfaatkan bahan alami seperti bawang putih, jamur shitake, kacang
brasil, alpukat, dan jeruk bali.
Pemanasan global tanpa disadari
memberikan dampak nyata, yakni kondisi cuaca yang sulit diprediksi.
Cuaca panas bisa mendadak berubah menjadi mendung bahkan hujan, begitu
juga sebaliknya.
Kondisi inilah yang membuat imunitas tubuh
menjadi rendah alias menurun. Jika daya tahan menurun, tubuh akan mudah
terserang penyakit. Terlebih bagi mereka yang terkurung dalam ruang
ber-AC atau pekerja lapangan yang terpapar udara bebas. Dalam kondisi
daya tahan tubuh menurun itulah radikal bebas sebagai agen infeksi
maupun racun akan mudah menembus pertahanan tubuh.
Sebagian orang menyikapinya dengan mengonsumsi multivitamin. Harapannya, agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Pertanyaan
berikut yang muncul, apakah itu efektif? Tentu saja sangat relatif
karena harus didukung oleh kesadaran untuk memilih hidup sehat seperti
mengatur pola makan dan istirahat cukup.
Tak
ada yang salah dengan pemanfaatan multivitamin. Namun, ada baiknya Anda
mulai mempertimbangkan cara lain yang lebih alami guna mengatasi
penurunan imunitas atau daya tahan tubuh, yakni memanfaatkan khasiat
bawang putih, jamur shitake, kacang brasil, alpukat, dan jeruk bali.
Seorang pencinta bahan pangan organik dari Singapura, Andrew Behrendt, dalam tulisannya Solution For Low Immunity,
menjelaskan bahan alami tersebut mampu memberi pasokan mineral, vitamin
A, B, C, dan E, serta asam lemak esensial. Kelima bahan tersebut
terbukti mampu menjadi turbo boost atau pendongkrak kekebalan tubuh
melawan demam dan flu karena perubahan cuaca.
Berikut kelima jenis bahan alami tersebut:
1. Bawang Putih
Bumbu
dapur ini sumber alami antimikroba dan jamur. Bawang juga dapat
merangsang tubuh memproduksi sel darah putih yang bermanfaat untuk
melawan bakteri merugikan. Komponen utama yang bermanfaat bagi kesehatan
dalam bawang putih disebut allicin.
Untuk mendapatkan manfaat
maksimalnya, sebaiknya biarkan bawang putih terpapar udara bebas selama
10 menit sebelum dicampurkan ke dalam masakan. Jika akan dimakan
langsung atau dikunyah, sebelumnya cuci lalu bersihkan kulit lapisannya
dan pilih yang masih segar.
Untuk menetralkan bau mulut setelah
mengonsumsi bawang putih, Anda dapat mengunyah peterseli segar (daun
campuran sup). Sementara untuk menghilangkan bau di tangan, Anda dapat
menggosok tangan dengan sedikit lemon.
2. Jamur Shitake
Jamur
ini berbentuk seperti payung, warnanya berkisar dari cokelat sampai
cokelat tua. Memiliki rasa yang kuat dan mengandung lentin yang mampu
memicu produksi interferon, pelawan virus dan bakteri yang mampu
melemahkan daya tahan tubuh. Beberapa studi di Penn State University,
Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa jamur ini mengandung 40 kali
antioksidan yang terdapat pada gandum. Kemampuan jamur ini telah membuat
para ilmuwan tertarik untuk memanfaatkannya sebagai bahan penambah daya
tahan tubuh.
Dibandingkan dengan jamur maitake, jamur ini lebih
tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari berada dalam kantong
kertas atau disimpan dalam lemari es. Shitake bisa dimanfaatkan untuk
segala jenis masakan, tetapi biasa digunakan sebagai campuran sup atau
pasta.
3. Kacang Brasil
Kacang brasil
mengandung mineral selenium yang berperan dalam mencegah demam.
Dibandingkan dengan kacang lainnya, kacang brasil selain memiliki
kandungan selenium tinggi, juga kaya nutrisi penting seperti magnesium,
zat besi, vitamin E, glutathion, dan zinc.
Untuk mendapatkan manfaatnya Anda bisa merebus kacang ini atau mengonsumsinya sebagai campuran makanan.
4. Alpukat
Alpukat
sejauh ini menjadi salah satu buah favorit untuk menangkal gejala flu.
Kandungan vitamin E-nya mampu menetralkan radikal bebas dan menekan
risiko infeksi, sedangkan vitamin B-nya membantu produksi antibodi
secara alami. Kandungan omega-6, asam lemak esensial dalam alpukat,
juga bermanfaat untuk meredakan radang. Beberapa penelitian membuktikan
buah ini mampu meningkatkan sistem imun dan dapat dikonsumsi siapa pun.
Untuk
memanfaatkan buah ini relatif mudah, sebagai campuran minuman sari buah
atau dijus langsung tanpa gula ditambah sedikit es.
5. Jeruk Bali
Kandungan
betakaroten, folat, dan potasiumnya menjadi komponen penting dalam
mempertahankan daya tahan tubuh. Buah ini juga berpotensi sebagai “alat”
detoksifikasi karena mengandung antioksidan tinggi, yakni 350 mikrogram
vitamin C per 100 gram daging jeruk.
Kandungan vitamin C ini
sangat baik untuk sumber antioksidan. Bahkan, para perokok dianjurkan
mengonsumsi jeruk bali paling tidak dua "siung" (helai dalam buah)
setiap hari.
Untuk memanfaatkannya, ambil satu buah jeruk bali
ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya. Masukkan ke dalam
blender, campur dengan air secukupnya. Jika suka, tambahkan satu sendok
madu atau buah lainnya seperti mangga atau pir. Cara lain, siapkan satu
buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya dan 1
cm jahe kupas. Masukkan bahan-bahan tersebut ke blender dengan ditambah
sedikit air atau tidak sama sekali sesuai selera.
Untuk campuran
salad, ambil 200 gram pepaya, 200 gram apel, 200 gram nanas, 200 gram
melon (semuanya dipotong dadu), dan jeruk bali ukuran sedang yang telah
dikupas dan dibuang isinya lalu dipotong-potong sesuai selera. Tambahkan
juga stroberi dan kiwi untuk hiasan. Siapkan juga bahan dressing,
campuran alpukat yang telah diblender halus dengan mayones.
Tambahkan
empat sendok madu pengganti pemanis, kocok dengan mikser sampai rata,
beri air secukupnya lalu aduk rata. Selanjutnya, bahan buah segar diatur
dalam mangkuk atau piring, kemudian disiram dengan dressing.
Sabtu, 12 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar